Share

Ayu/Jessy Juara Ganda Tenis Sportama

Fetra Hariandja, Jurnalis · Jum'at 01 Oktober 2010 18:09 WIB
https: img.okezone.com content 2010 10 01 39 378223
A A A

JAKARTA - Ganda Indonesia unggulan pertama, Ayu Fani Damayanti/Jessy Rompies menjuarai turnamen tenis Sportama International ITF Women's Circuit. Keduanya menghentikan pasangan Thailand/Indonesia, Pliphuech Peangthan/Laili Rahmawati Ulfa. 6-0, 6-0 pada laga final di lapangan tenis Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Jumat (1/10/2010).

Pertandingan babak final yang disaksikan hanya sekitar 25 penonton ini berlangsung hanya 35 menit. Ayu/Jessy tampil dominan dan solid dengan mengandalkan bola-bola cepat terus menekan. Pasangan Ayu/Jessy dapat dikatakan memiliki kelas setingkat di atas Pliphuech/Laili.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Seusai pertandingan Ayu menyatakan sangat senang dapat menjuarai turnamen ini. Gelar juara ini menjadi pelipur lara bagi Ayu dan Jessy yang pada pertandingan sebelumnya kalah di babak perempat final tunggal.

Ayu peringkat 421 dunia ditaklukkan petenis Selandia Baru bukan unggulan peringkat 971 dunia, Katherine Westbury, 2-6, 7-6 (5), 6-1 di babak perempat final. Sementara Jessy peringkat 449 dunia dijinakkan unggulan kelima dari Thailand peringkat 773 dunia, Pliphuech Peangthan 4-6, 7-6 (6), 7-6 (5).

Bertanding disaksikan Mennegpora Andi Malarangeng, Ayu tampil garang pada set pertama. Ayu mendominasi permainan dan memenangi set ini dengan mudah 6-2.

Namun pada set kedua, Westbury agaknya telah membaca permainan Ayu dan perlahan-lahan dia mulai dapat mengantisipasi serangan Ayu. Petenis Selandia Baru keturunan Thailand ini tampil solid terutama pada poin-poin penting dan memanfaatkan tiap peluang menjadi keunggulan. Westbury terus memimpin di set kedua ini hingga mengunci Ayu pada kedudukan 7-5 saat terjadi tiebreak.

Kemenangan di set kedua tersebut memberi kepercayaan diri besar pada Westbury, sehinggqa set ketiga berikutnya dia tampil terus menekan dengan bola-bola cepat. Hal ini sangat menyulitkan Ayu untuk mengembangkan permainannya. Set ketiga sepenuhnya dikuasai Westbury dan dia menangkan dengan telak 6-1.

"Pada set pertama agak sulit bagi Katherine mengembangkan permainannya. Ayu jauh lebih berpengalaman dan mampu tampil dengan memainkan tempo yang berubah-ubah sehingga menyulitkan Katherine. Baru pada set kedua Katherine mulai dapat membaca permainan Ayu dan dapat mengantisipasi permainannya," tutur Tom Westbury, ayah sekaligus pelatih Westbury.

Westbury sendiri menyatakan gembira dapat mengalahkan Ayu dan lolos ke babak final. Di babak final dia akan menghadapi petenis yang satu usia dengannya dari Indonesia, Grace Sari Ysidora. Kedua pemain kini sama-sama berusia 17 tahun.

"Saya akan mencoba menampilkan permainan terbaik saya. Saya pikir besok akan menjadi pertandingan yang ketat," tutur Westbury.

Grace lolos ke babak final setelah menyisihkan rekannya sesama pemain Indonesia, Voni Darlina, 6-4, 7-5. Grace sempat tertinggal 1-4 di set pertama, namun mampu mengejar ketertinggalannya dan mengunci Voni di set pertama tersebut di posisi 6-4. Di set kedua Grace dan Voni yang sama-sama masuk babak utama dengan fasilitas wild card atau tanpa melalui kualifikasi, bermain ketat. Grace yang bermain lebih matang kembali memenangi set kedua ini.

"Saya tampil terburu-buru ingin meraih poin pada poin-poin penting. Namun karena terburu-buru malah akhirnya pukulan saya banyak nyangkut net atau keluar lapangan," tutur Voni yang baru berusia 15 tahun dan untuk pertama kalinya lolos hingga babak perempat final turnamen intenasional senior.

Sementara itu, Jessy juga sempat memimpin 5-3 di set kedua, setelah unggul di set pertama, 6-4. Sayangnya pada saat sudah unggul ini Jessy banyak melakukan kesalahan sendiri. Jessy pun terlihat tampil kurang sabar pada poin-poin penting. Akibatnya banyak peluang kemenangan yang terbuang sia-sia.

Sebaliknya Pliphuech tampil sangat sabar dan rajin mengejar ke maja saja bola Jessy jatuh. Petenis Thailand ini sudah sering bertemu Jessy sejak mereka masih junior. Dengan kemenangan ini Pliphuech di babak semifinal menghadapi petenis Indonesia unggukan ketiga, Sandy Gumulya. Sandy di perempat final lolos dari hadangan unggulan kedelapan dari Korsel, Kim Hae-Sung 7-5, 7-6 (3).

"Cuaca sangat panas sehingga membuat saya cepat lelah. Hal ini menyulitkan saya mengembankan permainan saya. Di babak final saya akan berupaya main sebaik mungkin," tutur Sandy singkat.

Pada kesempatan itu, Andi menyatakan berat bagi Indonesia merebut medali emas dari cabang olahraga tenis Asian Games Ke-16 di Guangzhou, China, 12-27 November mendatang, karena sejumlah negara di Asia semisal China, Korea, Thailand, India mengalami kemajuan prestasi yang sangat pesat.

Karena itulah Menpora meminta PB Pelti untuk lebih memperhatikan pembinaan para pemain muda sebagai pengganti para pemain senior yang kini prestasinya mulai menurun. "Saya senang di kelompok junior ada pemain potensial semisal Voni (Darlina), Grace Sari Isydora, Aldila (Sutjiadi). Mudah-mudahan mereka ini dapat berkembang dan bertumbuh menjadi penerus generasi petenis senior yang ada sekarang," tutur Andi.

Namun di sisi lain Menpora menyatakan prihatin pada perkembangan prestasi para pemain tenis putra. Menpora melihat regenerasi pemain di sektor putra ini agak kurang. Itu sebabnya Menpora meminta PB Pelti dan para pembina tenis di Tanah Air untuk lebih memperhatikan pembinaan para pemain junior putra.

Mantan juru bicara kepresidenan ini menegaskan, pembinaan pemain junor juga masih kurang perhatian di hampir seluruh cabang olahraga di Indonesia. Pemerintah menyerukan induk-induk organisasi olahraga segera memulai pembinaan atlet dari usia dini hingga junior untuk mengejar ketertinggalan prestasi olahraga Indonesia dari negara-negara lain.

Saat Menpora meninggalkan lapangan tenis untuk melaksanakan shalat Jumat, pertandingan babak perempat final Ayu Fani Damayanti (Indonesia/unggulan 1) vs Katherine Westbury (Selandia Baru) dan Jessy Rompies (Indonesia/2) vs Pliphuech Peangthan (Thailand) masih berlanjut. Sayangnya dua petenis Indonesia yang disiapkan untuk menghadapi Asian Games di Guangzhou, China, 12-27 November mendatang akhirnya ditaklukkan lawan-lawan mereka. Ayu kalah 6-2 6-7 (5) 1-6, sementara Jessi kalah 6-4, 6-7 (6), 6-7 (5).

Ayu dan Jessy selanjutkan akan tampil pada turnamen ITF berhadiah total US$ 25.000 di Australia. Dua anggota tim Indonesia lainnya, Lavinia Tananta dan Yayuk Basuki saat ini juga sedang mengikuti turnamen di luar negeri. Lavinia bermain di Jepang, sementara Yayuk di Taiwan.

Pada kesempatan terpisah Direktur Turnamen yang juga mantan petenis Nasional Indonesia, Teddy Tanjung, menyatakan prihatin atas kekalahan dua petenis unggulan atas asal Indonesia itu. Apalagi mereka sedang disiapkan untuk memghadapi Asian Games Ke-16 di Guangzhou, China, November mendatang.

Menurut Teddy, masih ada sejumlah hal yang masih harus di benahi pada pemain Indonesia. Dia mencontohkan mental dan semangat bertanding. Menurut Teddy mental bertanding merupakan satu di antara faktor penting dalam menentukan kemenangan seorang pemain dalam suatu pertandingan terutama saat terjadi poin-poin kritis.

Ditambahkan oleh Teddy bahwa kekalahan Ayu dan Jessy menjadi pelajaran berharga bagi pemain-pemain Indonesia, khususnya menghadapi seri kedua turnamen ini di Lapangan Tenis Kompleks Stadion Tenis, Gelora Bung Karno, minggu depan. "Pemain kita jangan gampang menyerah. Pemain harus tetap fokus dalam pertandingan sampai pertandingan berakhir," kata Teddy yang pernah memperkuat Tim Tenis Ke Asian Games di Hiroshima Jepang 1994.

(fmh)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini