Share

Rossi Khawatirkan Keadaan Jepang

Hendra Mujiraharja, Jurnalis · Minggu 15 Mei 2011 14:55 WIB
https: img.okezone.com content 2011 05 15 38 457275 VLAYz0IDOf.jpg Dukungan pembalap MotoGP buat Jepang. Foto: Getty Images
A A A

LE MANS - Para pembalap MotoGP, termasuk Valentino Rossi, khawatir dengan rencana penjadwalan ulang balapan di Jepang. Pasalnya, masalah di negeri sakura itu belum berakhir.

 

Ya, balapan MotoGP Jepang seharusnya bergulir pada bulan April, namun terpaksa diundur pada 2 Oktober menyusul masalah gempa bumi dan tsunami, yang menghancurkan negara itu pada dua bulan yang lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Kendati mulai pulih, namun Rossi dan para pembalap lainnya tidak yakin masalah di Jepang berakhir. Bahkan, mereka tidak mau balapan, jika masalah radiasi nuklir di Fukushima, tidak juga terselesaikan oleh pemerintah setempat.

 

"Bos MotoGP Carmelo Ezpeleta mengatakan kemarin, mereka ingin tetap menggelar balapan MotoGP Jepang. sebab, situasi disana mulai tenang dan sudah mulai memperbaiki lintasan yang rusak akibat gempa itu," kata Rossi dilansir Autosports, Minggu (15/5/2011).

 

"Saya mengatakan, banyak pembalap yang datang kepada saya dan mengaku takut untuk balapan di Motegi. Lorenzo juga ada disana dan mengatakan tidak mau balapan dan begitu juga dengan pembalap lain," lanjut pembalap Ducati.

 

"Saya rasa ini adalah sebuah pertanyaan yang sulit dan sebuah masalah yang sulit diperbaiki. Memang belum secara resmi kami akan ke Motegi, menurut saya sebaliknya Jepang menggelar balapan Juli mendatang. Namun, kami harus memutuskan apa yang diinginkan setiap pembalap," tambahnya.

 

Rossi melanjutkan, aksi boikot balapan di Motegi bisa saja dilakukan oleh para pembalap. Hal itu bisa terjadi, jika tim dan pembalap satu suara. "Buat saya, situasi itu bisa terjadi jika semua orang seperti mekanik dll setuju akan boikot ini. Jika semua setuju, maka kami tidak akan balapan."

 

"Ini situasi yang sangat sulit. Saya memang sedikit takut balapan di Jepang, namun saya tidak mengerti mengenai radiasi nuklir. Saya tidak tahu risikona. Mungkin, kami hanya perlu penjelasan situasi lebih lagi," tandasnya.

(hmr)

   

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini