DALLAS – Dallas Mavericks memang banyak diisi para veteran yang setidaknya sudah menghabiskan 10 musim selama karirnya. Bisa dibilang mereka tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Berkat kematangan mereka, Mavs sukses dibawa ke Grand Final untuk kedua kalinya.
Dirk Nowitzki (32) dan Jason Kidd (38) contohnya. Mereka berdua sudah berada di ujung kariernya dan hanya memikirkan kemenangan di akhir-akhir karirnya yang sudah mencapai senja tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dalam skuadnya, Mavericks masih punya deretan pemain-pemain senior lainnya, seperti Shawn Marion (33), DeShawn Stevenson (30). Juga dari Jason Terry (33) sampai Tyson Chandler (29) dan Peja Stojakovic (33) sampai Brendan Haywood (31).
Deretan para pemain berpengalaman itulah yang akhirnya membawa Dallas mencapai partai puncak menghadapi Miami Heats nanti.
Nowitzki berpendapat, deretan veteran yang dimiliki Mavs merupakan kunci di mana tak ada satu pun pemain yang egois dan mau menang sendiri. Semua berjalan secara tim dan itulah gunanya pemain berpengalaman dalam level NBA sekarang.
“Skuad kami merupakan sekumpulan veteran yang ingin bermain namun tak ada satu orang pun yang egois. Saya kira itulah yang membuat tim ini spesial, setiap pemain rela berkorban demi sesama dan menatap tujuan yang sama, kemenangan. Senang rasanya bermain sepanjang musim dengan mereka, jadi semoga saja kami mengalami akhir yang bahagia, tutur Nowitzki sebagaimana disitat Tulsaworld.com, Minggu (29/5/2011).
Ya, final ini memang akan jadi penutup karir bagi beberapa rekan mereka dan Dallas mengharapkan akhir manis sebagai penutup karir mereka di NBA musim ini. Maka itu mereka tetap akan mencita-citakan tujuan bersama, memenangi gelar musim ini meski Miami banyak dihuni darah-darah muda yang sedang melejit namanya.
Dalam hal ini, Shawn Marion memastikan rekan-rekannya akan habis-habisan dan berkorban apa saja agar cita-citanya itu tak pupus ditengah jalan.
“Ada sebuah titik dimana karier setiap pemain mengharuskan Anda untuk mengorbankan sesuatu jika Anda benar-benar menginginkan tujuan utama,” tandas Marion.
(hmr)
