PARIS – Li Na menjadi jawara grand slam Asia pertama di dunia setelah menundukkan petenis Italia, Francesca Schiavone di babak final Prancis Terbuka beberapa hari lalu. Dengan modal ini dia ingin mempopulerkan Tenis di negerinya sendiri yang sepi penggemar.
Sejak semi final Prancis Terbuka melawan Maria Sharapova, di siarkan oleh TV China, ditonton sekitar 65 juta rkyat China. Dan pada final lalu diperkirakan lebih dari itu. Tenis memang bukan olahraga favorit bangsa China. Tenis lebih kepada olahraga Internasional dan kurang digemari di negeri tirai bambu tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Tapi seiring dengan kemenangannya ini, Li Na berharap akan munculnya petenis-petenis muda yang akan mampu berprestasi seperti dirinya, jika perlu melebihi prestasinya sekarang.
“Ketika saya masih muda sampai sekarang tennis tak begitu populer di China. Dulu kami tak pernah melihat pertandingan tennis, karena tak ditayangkan di TV,” kenang Li Na seperti dikutip Espn.co.uk, Senin (6/6/2011).
“Saya tahu pertandingan saya disiarkan di China. Saya hanya berharap penampilan saya dapat menyemangati anak-anak yang menggemari tennis. Saya yakin kelak mereka akan berprestasi seperti saya atau bahkan melebihi saya,” lanjut petenis berusia 29 tahun tersebut.
“Saya pikir tennis tidak terlalu menjadi perhatian di China. Tennis hanya dianggap sebagai olahraga internasional. Saya sangat berharap tennis nantinya akan jadi sangat populer di China. Saya ingin lihat banyak orang China yang menggeluti dunia tennis di masa mendatang,” tutup Li Na
(hmr)