Share

"PBSI Tidak Ingin Mendalami Sistem China"

A. Firdaus, Jurnalis · Kamis 31 Mei 2012 20:26 WIB
https: img.okezone.com content 2012 05 31 40 639335 pXO0OqL7LH.jpg Logo PBSI (foto: Ist)
A A A

JAKARTA – Bulutangkis Indonesia telah mengalami masa yang kelam. Bahkan kini sudah tertinggal jauh oleh China dengan segala prestasinya. Namun PB-PBSI, selaku penanggung jawab, enggan mendalami sistem yang diterapkan oleh China.

 

Itu terbukti kala mereka bertarung di ajang Thomas dan Uber Cup yang berlangsung pekan lalu di Wuhan, China. Bahkan pada babak perempatfinal mereka harus takluk di tangan Jepang dengan skor yang sama 2-3.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Kubu PBSI tetap tenang dan berdalih mereka sudah melakukan apa yang telah seharusnya dilakukan. Melakukan pembenahan, baik dari segi kualitas pemain, maupun hal yang bersifat mental pemain. Terlihat jelas pada pergelaran Thomas dan Uber Cup lalu, kekuatan mental para pemain terlalu mudah luntur.

 

Beberapa kritikan yang telah datang kubu PB-PBSI sebagai induk penanggung jawab, menurut Wakil Ketua Umum PBSI, I Made Gusti Oka mengatakan pihaknya telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

 

“Kami selalu menjawab kritikan dengan mewujudkannya. Seperti pada masalah fisik, kami datangkan Pembina fisik. Tapi tantangan itu kan masih dalam proses. Bagus atau tidaknya bisa dilihat dari hasil,” ujar Oka, saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Kamis (31/5/2012).

 

Bahkan untuk masalah motivator guna membangkitkan semangat juang para pemain, Oka mengaku telah mendatangkan beberapa motivator. Bahkan motivator ternama Andri Wongso mengaku siap untuk membantu PBSI.

 

Tapi untuk masalah sistem, Oka mengaku tidak ingin mendalami apa yang dilakukan oleh China. Namun PBSI mengakui bahwa China lebih baik dari segi kesiapan. Mulai dari pembibitan maupun fasilitas.

 

“Saya tidak mendalami sistem China, tapi secara fisik kita bisa lihat bahwa mereka lebih siap dan dari fasilitas sangat siap. Bahkan hampir semua kotanya memiliki Pelatda. Tapi daerah kita yang mempunyai Pelatda, belum terjawab,” sambungnya.

 

“Selain itu mereka memiliki beberapa unsur yang baik. Dia punya pemain, punya fasilitas, punya pelatih, dan punya system kompetisi,” tandasnya.

(fir)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini