Share

Lagi, Atlet Olimpiade Asal Afrika Menghilang

Auzan Julikar Sutedjo, Jurnalis · Selasa 14 Agustus 2012 14:32 WIB
https: img.okezone.com content 2012 08 14 254 677529 pcVqsnmSxw.jpg Kontingen Kamerun saat Upacara Pembukaan. Lima dari tujuh atlet Kamerun yang hilang merupakan petinju/Getty Images
A A A

LONDON – Empat atlet Olimpiade asal Kongo dilaporkan hilang di London pada Senin kemarin di saat para atlet lainnya pulang ke negaranya masing-masing. Hilangnya mereka ini membuat jumlah atlet asal Afrika yang hilang di Inggris menjadi 15 orang.

Ke-15 atlet yang hilang tersebut terdiri dari tujuh atlet asal Kamerun, tiga atlet asal Sudan, dan satu asal Ethiopia. Delapan atlet di antaranya diketahui telah meminta suaka di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Empat atlet Kongo itu tak diketahui keberadaannya setelah tidak kembali ke Perkampungan Atlet selepas Upacara Penutupan. Ofisial tim Kongo, seperti dilansir Daily Mail, Selasa (14/8/2012) tidak bisa dihubungi karena sudah kembali ke negaranya. Sementara, Kedutaan Besar Kongo di London tidak ada satupun orang yang bisa dimintai keterangan.

Pejabat imigrasi London memperkirakan jumlah ini akan meningkat tajam ketika visa khusus untuk Olimpiade 2012 milik para atlet tersebut habis November mendatang. Kemiskinan dan perang yang berkecamuk di Afrika dan Timur Tengah menjadi alasan di balik fenomena ini.

Kisah mencari suaka di tengah-tengah sebuah even olah raga bukanlah hal yang asing. Pada ajang Commonwealth 2002 silam, lebih dari 20 atlet asal Afrika Barat mengungsi di Inggris.

Menjelang Olimpiade Beijing 2008 lalu, tujuh pemain tim nasional sepak bola Kuba meminta suaka kepada Amerika Serikat setelah berlaga di Negeri Paman Sam tersebut pada ajang kualifikasi. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh seluruh pemain tim nasional Eritrea saat bertanding di Kenya pada 2009 lalu.

(auz)

   

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini