LONDON – Profesor Sid Watkins, ahli bedah saraf yang mempunyai kontribusi lebih dari siapapun dalam membuat Formula One menjadi olahraga yang aman, wafat di usia 84 tahun.
Watkins dibawa ke F1 oleh Supremo Bernie Ecclestone pada 1978, masa di mana para pembalap terbunuh secara reguler. Sebanyak enam pembalap telah tewas sepanjang lima tahun sebelumnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Tak lama setelah Watkins tiba, Ronnie Peterson tewas dalam kecelakaan di Monza lantaran buruknya fasilitas kesehatan di sirkuit. Sejak itu, Watkins bekerja keras memperbaiki standar keselamatan di F1.
Di kalangan paddock, Watkins dipanggil ‘Prof’ tapi bagi teman dekat, mereka memanggilnya ‘Sid’. Usaha Watkins memperbaiki standar keselamatan didukung penuh oleh Max Mosley.
Salah satu momen yang paling tidak terlupakan sepanjang kiprah Watkins di F1 adalah GP San Marino di Sirkuit Imola pada 1994. Pada saat itu, pembalap Roland Ratzenberger tewas dalam kualifikasi dan keesokan harinya Ayrton Senna, sahabat dekatnya, tewas dalam balapan.
Beruntung, Rubens Barrichello yang juga terlibat dalam kecelakaan saat balapan nyawanya berhasil diselamatkan. Hingga kini, sejak Senna tewas tak ada lagi pembalap yang kehilangan nyawanya di trek balap F1.
(auz)