Share

Pesona & Aroma Mistis Istana "Matahari Timur"

Randy Wirayudha, Jurnalis · Senin 17 September 2012 23:02 WIB
https: img.okezone.com content 2012 09 17 251 691256 pdJzCdYhjv.jpg Istana Siak di Riau tampak depan (Foto: Randy Wirayudha/Okezone)
A A A

SIAK - Istana Asserayah Hasyimiyah Siak atau biasa disebut Istana Siak, merupakan salah satu ikon terkemuka Bumi Lancang Kuning, Riau. Siapapun Anda tengah berada di Riau dalam rangka PON XVIII, sepertinya takkan lengkap jika tak menyambangi pesona pusat Kesultanan terbesar di Riau itu.

Untuk mencapai Istana Siak dari Pekanbaru, rekomendasi terbaik adalah lewat jalur air, yakni menelusuri Sungai Siak dengan speed boat yang ada di pelabuhan kecil Sungai Duku. Dengan tiket berlabel Rp67 ribu, Anda bisa mencapai Siak hanya dalam waktu tempuh dua jam ketimbang jalur darat yang bisa memakan waktu tiga hingga empat jam.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Jika sudah sampai di dermaga Siak, anda bisa sampai ke Istana berasitektur Eropa-Turki itu dengan berjalan kaki selama 10-15 menit atau sewa jasa becak motor atau ojek yang biasanya berkisar antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Jika sudah sampai, maka keasrian taman di depan Istana Siak siap menyapa dengan keheningan yang sejuk.

Dengan kembali membayar karcis seharga Rp3 ribu per-karcis, anda bisa melenggang masuk ke dalam Istana nan indah itu. Eittss..., tapi tunggu dulu apabila ingin masuk ke ruang dalam Istana. Pasalnya anda akan diminta melepas alas kaki terlebih dulu. Selain karena memang sudah kebiasaan sejak dulu, tentunya untuk menjaga kebersihan Istana.

Masih dengan kawan yang juga warga pekanbaru, Djaka Anugerah Soeherman, Okezone banyak menerima penjelasan dengan cuma-cuma tentang pesona dan aroma mistis di Istana ini. Di lantai dasar, banyak terdapat foto-foto dan peninggalan Kerajaan Siak Sri Inderapura sejak zaman keemasannya.

Begitu juga dengan barang-barang yang masih asli pernah digunakan Sultan Siak generasi pertama, baik itu furniture kuno hingga pakaian-pakaian relik yang pernah dipakai dedengkot Istana yang berjuluk Istana Matahari Timur itu.

Mengenai silsilah kerajaan Siak sendiri, Sultan terakhir yang memimpin Siak, almarhum Sultan Syarif Kasim II. Memang keturunannya tak berhenti sampai di situ, tapi sekarang tak ada lagi yang menggantikan Syarif Kasim II sejak tahun 1946 lalu. Sultan yang bernama lahir Assayidis Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin itu menyerahkan Kesultanan Siak kepada Republik Indonesia.

“Setelah Indonesia merdeka, Siak sepenuhnya berada di bawah naungan Indonesia. Ada juga kan fotonya di sini yang mengatakan, Sultan Syarif Kasim II menyumbangkan kekayaannya, 13 juta gulden untuk perjuangan Indonesia,” ujar Djaka kepada Okezone.

“Kalau keturunan terakhirnya masih hidup, Tengku Long Putih, tapi dia sekarang di Singapura,” lanjutnya.

Tak hanya koleksi Kesultanan yang berbau lokal, tapi ada juga beberapa barang Eropa milik Sultan-sultan terdahulu, yang masih anggun terawat. Contohnya beberapa gramofon kuno, salah satunya bermerk ‘Komet’, salah satu merk gramofon terkemuka di Eropa. Gramofon ini didatangkan Sultan Siak XI di tahun 1896.

“Tapi gramofon yang ini juga agak mistis, kalau Istana sudah tutup dan sudah malam, bisa ‘nyala’ (berbunyi) sendiri lho,” lanjut Djaka lagi.

Di lantai atas, terdapat sejumlah ruangan yang juga berisi peninggalan-peninggalan relik yang masih tersimpan dengan baik. Tapi jika ingin ke lantai atas, penjaga Istana harus memastikan bahwa hanya ada 25 orang di lantai atas. Jika sudah 25 orang yang naik tangga, belum boleh lagi pengunjung ikut naik ke atas. Pembatasan ini dilakukan demi menjaga keutuhan Istana yang kini mulai rapuh.

(acf)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini