Share

Tantangan, Alasan yang Nyaman Bagi Hamilton

Fitra Iskandar, Jurnalis · Kamis 04 Oktober 2012 15:58 WIB
https: img.okezone.com content 2012 10 04 263 699189 FdlYjQ19uN.jpg Lewis Hamilton.(foto:Reuters)
A A A

Lewis Hamilton memutuskan untuk tidak lagi bersama McLaren mulai musim depan. Pilihan itu diambil Hamilton setelah 14 tahun menjalin kebersamaan dengan tim yang bermarkas di Woking itu. Pilihan mudah? rasanya tidak.

Sebagai pembalap yang dibesarkan McLaren, Hamilton punya banyak kenangan indah. Dia pasti masih ingat bagaimana perjumpaan pertamanya dengan bos McLaren ketika itu Ron Dennis saat usianya 10 tahun, sampai peristiwa- peristiwa manis yang mengantarnya ke kokpit Formula One dan mengemas gelar juara dunia pada 2008.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pilihan Hamilton untuk meninggalkan McLaren, mungkin membuat orang menduga-duga. Apa yang terjadi di Woking, hingga membuat seorang Hamilton ingin pergi.? Spekulasi bisa bebas berkembang mengiringi keputusan pembalap Inggris itu. Jawaban Hamilton bahwa dia ingin mencari tantangan baru, mungkin tidak memuaskan bagi orang yang percaya setiap ‘perceraian’ selalu berakar pada sebuah ketidakharmonisan.

Asumsi itu, boleh jadi muncul melihat beberapa friksi yang timbul beberapa tahun belakangan, yang membuat Hamilton seperti bukan lagi anak manis bagi para penghuni Woking, sementara McLaren di mata Hamilton, sudah menjadi rumah yang tidak memberikan kenyamanan.

Lewis Carl Davidson Hamilton, nama lengkap pria kelahiran Stevenage, Hertfordshire itu, memiliki ambisi yang besar, sementara McLaren tidak memberikan apa yang dibutuhkannya untuk membuatnya top.

Pada 2010, Hamilton meradang karena mobil McLaren keteteran menandingi kecepatan Ferrari dan Red Bull. Hamilton juga kerap merasa dirugikan dengan performa tim pendukung yang beberapa kali melakukan kesalahan, hingga membuatnya tertinggal dari rival-rival beratnya.

Percikan yang paling berasap dari gesekan antara Hamilton dan tim ialah soal tudingan pilih kasih yang diterapkan tim kepada Hamilton dan rekannya, Jenson Button. Hamilton menuding tim membuat mobil Button lebih cepat dibanding miliknya.Yang membuatnya lebih parah kegusaran juara dunia 2008 ini melampiaskannya di Twitter.

Atmosfer di Woking tentu sudah berubah bagi Hamilton. Berbeda dengan ketika dia pertama kali dipercaya masuk ke F1 oleh McLaren pada 2007. Motivasinya untuk menunjukkan skill terbaik masih menggebu, hingga dia langsung menancapkan namanya di ajang F1 sebagai salah satu rookie yang sanggup merebut podium ketika melakoni debutnya.

Tapi perseteruan jelas bukan alasan yang elok, bagi Hamilton di akhir kerjasama dengan tim yang merawatnya selama 14 tahun. Bagaimana pun jasa McLaren sangat besar buat The Briton. Mencari tantangan di tim lain, merupakan alasan klise yang paling nyaman diucapkan, karena tidak akan terlalu menyakitkan bagi tim. Meski Tim principal McLaren, Martin Withmarsh, tetap tidak bisa menyembunyikan kekesalannya kepada Hamilton, dan menyebut keputusannya pergi dari McLaren adalah salah besar bagi mereka yang ingin meraih kemenangan.

Apa pun, ocehan Withmarsh tidak akan mengubah apa pun.Kini, Hamilton sudah memilih jalannya sendiri. Mencari tantangan, lain di Mercedes, yang telah mengikatnya selama tiga musim ke depan, terhitung mulai musim 2013. Persoalan apa motivasi sebenarnya yang menyebabkan Hamilton pergi, sudah tidak penting lagi.Tugas The Briton selanjutnya ialah membuktikan diri, bahwa Mercedes sudah membuat keputusan tepat merekrutnya, dan membalikkan sumpah Withmarsh bahwa dia tidak salah meninggalkan McLaren.

(fit)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini