Share

Aspek Komersil Masih Menghambat Karate

Fitra Iskandar, Jurnalis · Minggu 07 Oktober 2012 15:10 WIB
https: img.okezone.com content 2012 10 07 43 700339 baoh1EtXog.jpg Karate Day di kawasan Candi Borobudur. (Foto: Fitra Iskandar/ Okezone)
A A A

MAGELANG - International Olympic Committee (IOC)  tidak memberi lampu hijau kepada cabang olahraga karate untuk masuk dalam agenda Olimpiade 2012 dan 2016. Salah satu faktor kegagalan menembus Olimpiade yaitu aspek komersil.

Karate, menurut Ketua Bidang Hubungan Internasional PB Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI), belum dianggap olahraga yang menguntungkan dari aspek komersil.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Itu menjadi pertimbangan dari IOC," kata Iwan Setiawan, usai acara The Karate Day dengan tema "The K is on The Way" yang digelar PB Forki di pelataran Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Minggu (7/10/2012).

Dalam memberi penilaian, IOC juga mempertimbangkan empat aspek lainnya yaitu  exellence, respect, pembinaan, dan fairplay.

Saat voting yang diambil IOC di Kopenhagen, 2009 lalu, karate termasuk satu dari lima cabang olahraga yang tidak mendapat dukungan suara yang dibutuhkan, yaitu 66%  untuk lolos ke Olimpiade 2016.IOC hanya meloloskan rugby dan golf.

"Rugby pemainnya sedikit, penontonnya banyak dan mungkin punya nilai jual untuk televisi. Tapi karate pertandingannya banyak, penontonnya sedikit," imbuhnya.

Tapi, peluang untuk karate pada 2020 cukup besar. Untuk itu, Federasi Karate Dunia (WKF) terus menggalakan kampanye, seperti dengan memiliki program TV yang mendunia. Karate juga sudah memiliki event internasional sangat penting seperti kejuaraan dunia WKF dan kejuaraan Premier League yang juga digelar di Indonesia sejak tahun ini.

Dengan kebulatan tekad dan upaya keras yang terus menerus, diharapkan karate bisa segera mentas di ajang elite itu, menyusul keberhasilan judo, tinju dan taekwondo, yang sudah lebih dulu masuk ke Olimpiade.    

Hari Karate

Sementara itu, acara latihan bersama di pelataran Candi Borobudur ini diikuti sekitar 5 ribuan ribuan karateka dari berbagai daerah seperti Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, serta sekitar 15 perguruan. PB Forki juga memboyong ratusan karateka dari Jakarta dengan menggunakan 7 bus.

Kegiatan itu juga untuk menjawab keputusan Federasi Karate Dunia (WKF) yang telah melaunching 7 Oktober 2012 sebagai Hari Karate (The Karate Day). Diperkirakan, lebih dari 100 juta karateka dan praktisi karate di seluruh dunia menggelar aksi sama di negara masing-masing. Apalagi, kegiatan itu merupakan anjuran WKF yang meminta 185 federasi karate sedunia merayakan The Karate Day dengan berbagai cara.

PB Forki menggelar pemanasan dan latihan bersama sebagai simbol persatuan dan kesatuan karate Indonesia. Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji langsung memimpin acara tersebut. Kegiatan itu pun sempat menjadi perhatian para turis dan wisatawan lokal yang berkunjung ke candi yang masuk tujuh keajaiban dunia tersebut.

"Acara semacam ini juga digelar di 33 provinsi dan sekira 500 kabupaten dan kota," kata Hendardji.

(fit)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini