MELBOURNE - Petenis asal Britania Raya, Andy Murray mengaku kerap mendapat tekanan tiap berlaga di turnamen apapun. Namun, semenjak menjadi juara US Open 2012 lalu, petenis peringkat tiga dunia itu pun bisa sedikit rileks dalam menjalani turnamen apapun.
Sebelum meraih trofi Grand Slam pertamanya, Murray hanya mampu mencapai partai final sebanyak tiga kali (Australia Open 2010, 2011 dan Wimbledon 2012), sehingga beban itu selalu ada di pundaknya. Namun setelah mengalahkan Novak Djokovic pada final US Open 2012 lalu, Murray sudah tak perlu mengkhawatirkannya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Bukan hanya Grand Slams. Anda tahu, saya selalu merasa harus membuktikan sesuatu setiap kali berada di lapangan, karena (sebelumnya) saya belum pernah memenangi (trofi) Grand Slam,” ujar Murray, seperti dilansir Iol Sport, Minggu (13/1/2013).
“Anda tahu, bahkan ketika Anda memenangi Master Series, orang-orang akan tetap bertanya tentang Grand Slam. Jadi, sekarang saya merasa lega, karena tak perlu mengkhawatirkan itu lagi,” sambung petenis berusia 25 tahun tersebut.
Kendati demikian, hal itu tidak lantas membuat Murray berleyeh-leyeh. Menurutnya, menjuarai turnamen Australia Open yang akan dimulai Kamis (14/1) besok, bisa menumbuhkan kepercayaan dirinya dalam menghadapi musim 2013 ini.
“Saya pikir, (memenangi Australia Open) akan membantu saya menjalani tahun ini dengan baik, karena saya tak ingin selalu mengkhawatirkan Grand Slam sepanjang waktu. Sehingga, saya bisa fokus pada setiap turnamen yang saya ikuti,” pungkas petenis yang meraih medali emas pada Olimpiade 2012 lalu tersebut.
(dit)
