GUNUNGKIDUL - Kabupaten Gunungkidul yang didaulat sebagai tuan rumah pekan olahraga provinsi (Porprov) DIY XII/2013, berambisi tidak ingin selalu menjadi penghuni dasar klasemen. Kesempatan menjadi tuan rumah digunakan untuk beranjak dari dari juru kunci perolehan medali.
Sekretaris KONI Gunungkidul Ramiyo mengakui, selama keikutsertaan di pesta olahraga terakbar di Provinsi DIY, Kabupaten Gunungkidul selalu menempati posisi buncit. Untuk beranjak dari posisi juga bukan pekerjaan mudah meski menyandang sebagai tuan rumah. "Kami tidak ingin di posisi lima terus, kami ingin di posisi keempat," katanya, Rabu (16/1/2013).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Ramiyo menyadari, kekuatan Gunungkidul belum bisa bersaing dengan kontingen lain seperti Koya Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. Peluang paling bisa direbut hanya menggeser posisi Kabupaten Kulonprogo. "Target kami sebagai tuan rumah hanya menggeser Kulonprogo," tegasnya.
Dia mengakui, untuk menggeser atau sekadar menyamai Kota Yogyakarta dan Sleman merupakan misi mustahil. Selain kedua daerah tersebut memiliki fasilitas olahraga yang lebih lengkap, pembinaan atlet lebih baik karena didukung pendanaan yang mumpuni. "Sulit menggeser Yogyakarta dan Sleman. Bantul juga susah digeser, yang paling realistis menggeser Kulonprogo," ungkapnya.
Peta kekuatan olahraga di DIY memang tidak merata. Selama 11 episode Porprov DIY, predikat juara umum selalu menjadi milik Kota Yogyakarta atau Sleman. Kabupaten Bantul selalu rajin menduduki posisi ketiga, Kulonoprogo di tempat keempat dan Gunungkidul di posisi kelima.
Ramiyo mengatakan, Gunungkidul punya modal untuk bisa menggeser Kulonoprogo. Gunungkidul mempunyai sejumlah cabang olah raga (cabor) yang bisa diandalkan untuk mendulang poin di klasemen Porprov DIY. "Kita akan maksimalkan cabor yang jadi andalan Gunungkidul," imbuhnya.
(min)
