LONDON – Wimbledon dan tiga Grand Slam lainnya berikrar akan melipatgandakan anggaran untuk program anti-doping di dunia tenis sebagai bentuk pencegahan terhadap potensi skandal doping.
Menurut Daily Mail, tenis hanya punya anggaran 1,05 juta pounds (Rp 15,5 miliar) untuk melakukan tes doping.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Sepanjang 2011 lalu misalnya, menurut data yang dirilis Federasi Tenis Internasional (ITF), program anti-doping tenis mengumpulkan 2.150 sampel, baik putra maupun putri yang sebagian besar masih merupakan urine dan hanya 10 persen di antara sampel-sampel tersebut yang diambil di luar waktu penyelenggaraan turnamen.
Roger Federer dan Andy Murray beberapa waktu lalu pernah menyebut bahwa sistem anti-doping di dunia tenis kurang ketat.
“Satu-satunya cara untuk meningkatkan pengawasan adalah membuat lebih banyak tes dan untuk melakukannya Anda perlu uang, itu butuh biaya,” kata Murray seperti dikutip Daily Mail.
Bukan tak mungkin ada petenis-petenis yang memanfaatkan longgarnya pengawasan ini dengan cara curang untuk meningkatkan kekuatan dan staminanya.
Itulah sebabnya empat grand slam, Australia Terbuka, Prancis Terbuka, Wimbledon dan Amerika Serikat Terbuka sudah setuju untuk meningkatkan anggaran tes doping hingga 100 persen. Belum diketahui persis berapa dana tersebut, yang jelas di ajang Tur ATP dan Tur WTA, masing-masing mengalokasikan 215 ribu pounds (Rp 3,1 miliar).
(auz)