PARIS - Nama Jo Wilfried-Tsonga dikenal sebagai salah satu petenis tangguh yang kerap menundukkan petenis-petenis top untuk meraih gelar juara. Akan tetapi, ketika berbicara soal turnamen Grand Slam, petenis Prancis ini seakan terkena “kutukan.”
Nama Tsonga mulai menanjak pada 2008 ketika dia tampil di final Australian Open pada 2008. Sayang kala itu dia harus mengakui keunggulan Novak Djokovic di partai final.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Setelah itu, Tsonga terus menunjukkan kapasitasnya sebagai petenis yang pantas diperhitungkan. Sayang, meski sukses memenangi berbagai kejuaraan dan berhasil mengalahkan petenis-petenis yang saat ini menduduki empat besar ranking dunia, Tsonga belum juga mampu meraih titel juara di ajang Grand Slam.
Menyikapi hal ini, pelatih barunya Roger Rasheed coba memotivasi. Menurutnya, cepat atau lambat 27 tahun ini bakal memenangi turnamen Grand Slam, baik itu Australian Open, French Open, Wimbledon atau US Open.
“Jo sudah pernah menjejakkan kakinya di final Grand Slam (Australian Open 2008) dan saya yakin dia adalah seorang petenis yang punya kemampuan meraih titel Grand Slam,” ujar Rasheed seperti dikutip Eurosport.
“Hal baiknya, dia adalah tipe pemain yang selalu yakin dirinya mampu melakukannya (memenangi Grand Slam),” tandas sang pelatih memuji kapasitas Tsonga yang saat ini menempati urutan delapan ranking dunia.
(acf)
