Share

Masih Ada Asa, Indonesia!

Rintani Mundari, Jurnalis · Senin 24 Juni 2013 15:56 WIB
https: img.okezone.com content 2013 06 24 263 826770 DX7gr70qje.jpg Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (Foto: Okezone)
A A A

Berakhir sudah Singapura Open Super Super Series 2013. Ajang ini tampaknya menjadi wadah balas dendam bagi para pemain Indonesia yang gagal mempersembahkan kemenangan di helatan sebelumnya, Djarum Indonesia Open Super Series Premier (DIOSSP) 2013.

 

Ya, tiga medali emas berhasil dipersembahkan oleh anak bangsa yang berjuang di Singapura. Diawali dengan kemenangan pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliana Natsir yang sukses menaklukkan ganda campuran asal Korea Selatan, Yeon Seong Yoo/Hye Won Eom melalui straight set 21-12 21-12.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Sementara di Tanah Air lalu, langkah Owi/Butet harus terhenti di semifinal usai dipecundangi unggulan empat asal Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dua set langsung 21-15 21-14.

 

Hasil ini cukup menyesakkan masyarakat Indonesia, mengingat pasangan yang berhasil meraih medali emas All England 2013 lalu itu merupakan tumpuan Indonesia. Terlebih Indonesia hanya menyisakan satu wakil melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

 

Tak berhenti sampai di situ, sektor tunggal putra pun seolah tak ingin ketinggalan mengharumkan Merah Putih. Tommy Sugiarto yang merupakan putra dari legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto itu tampil menawan saat menghadapi tunggal putra Thailand, Boonsak Ponsana melalui rubber set 20-22 21-5 21-17.

 

Menariknya, selain unggulan kelima, Boonsak juga merupakan juara bertahan di Singapura Open tahun lalu. Lebih lanjut, pemain berusia 31 tahun itu pernah mengalahkan legenda Indonesia yang baru saja mengumumkan pensiun, Taufik Hidayat.

 

Jelas ini merupakan prestasi gemilang yang berhasil ditorehkan Tommy. Asa sektor tunggal putra yang baru saja ditinggal pemain terbaiknya pun kembali membumbung tinggi.

 

Selain nama-nama seperti Soni Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka, Indonesia pun dapat mengandalkan pemuda berusia 25 tahun itu. Ya, Indonesia masih punya harapan.

 

Terakhir, ganda putra Hendra/Ahsan yang sebelumnya berhasil mempersembahkan emas untuk Indonesia di hadapan para pendukungnya di Istora Senayan beberapa waktu lalu, kembali mengharumkan nama Indonesia di negara tetangga.

 

Lagi-lagi yang menjadi lawan mereka adalah ganda putra asal Korsel, Lee Yong Dae/Ko Sung Hyun yang mereka kalahkan di DIOSSP lalu. Singapore Indoor Stadium menjadi saksi kehebatan Hendra/Ahsan yang berhasil mengalahkan Yong Dae/Sung Hyun lewat dua set langsung 21-15 21-18.

 

Tiga medali emas di Singapura merupakan prestasi yang luar biasa membanggakan. Ini menegaskan bahwa bulutangkis Indonesia belum tenggelam seperti yang banyak kalangan bicarakan.

 

Lebih lanjut tiga medali emas di Negeri Seribu Satu Larangan itu menjadi modal berharga bagi Indonesia yang akan berlaga di panggung Badminton World Championship di Guangzhou, China, 5-11 Agustus mendatang.

 

Semoga kemenangan di tiga sektor ini dapat menginspirasi dan meningkatkan rasa percaya diri para pemain lain, dan menegasikan anggapan bahwa China adalah lawan yang sulit ditaklukkan.

 

Selamat bertarung para pejuang bangsa, terus ukir indah sejarah. Ingat! Negeri ini pernah melahirkan legenda macam Rudi Hartono, Christian Hadinata, Atik Jauhari, Liem Swie King, Lius Pongoh, Susi Susanti, Ricky Subagdja, Mainaky bersaudara, Taufik Hidayat, dan sederet pemain lain yang mampu membawa nama Indonesia di tingkat Internasional.

 

(rin)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini