Share

"Jangan Cuma Nikmati Fasilitas dan Cari Alasan"

Randy Wirayudha, Jurnalis · Kamis 19 September 2013 16:51 WIB
https: img.okezone.com content 2013 09 19 40 868719 rXIvkVeTFT.jpg Tommy Sugiarto, salah satu tunggal Indonesia yang kandas di babak awal Japan Open 2013 (Foto: Badmintonindonesia.org)
A A A

JAKARTA – Masih terkait ambruknya prestasi sektor tunggal putra maupun putri, PBSI sebagai induk bulutangkis Indonesia bakal mengadakan evaluasi khusus. Agenda ini sedianya sudah sejak kemarin didengungkan, tapi kali ini PBSI akan lebih tegas.

 

Sebagaimana diketahui, sejumlah jagoan tunggal putra sudah rontok di babak awal Japan Open 2013. Begitupun dengan tunggal putri yang sejatinya hanya menurunkan Lindaweni Fanetri. Lindaweni kandas siang tadi di babak kedua.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

“Seperti yang saya katakan sebelumnya, kita akan adakan evaluasi, lebih jauh lagi evaluasinya akan meliputi berbagai kendala dari segi pemain maupun pelatih. Semoga para pemain enggak terpengaruh mentalnya dengan kegagalan ini,” tutur Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Rexy Mainaky yang dihubungi Okezone, Kamis (19/9/2013).

 

“Yang pasti mereka harus bisa bangkit. Sebelum ke Jogja (Indonesia Open GP Gold, 24-29 September), kita akan lihat apakah ada yang merasa enggak fit secara fisik maupun mental. Jika ada, kita akan ambil keputusan lain,” imbuh legenda ganda putra bersama Ricky Subagja itu.

 

“Yang penting, jangan sampai mereka cari-cari alasan kekalahan, itu enggak bisa kita terima. Yang namanya sudah jadi atlet nasional ya, harus siap semua. Kita akan lihat nanti, tak hanya pemain tapi juga pelatih. Apakah mereka kurang jeli dengan kekurangan pemainnya atau masalah ketegasan dengan pemainnya,” sambung Rexy.

 

Membawa nama besar Indonesia di pentas dunia seperti Japan Open yang saat ini masih berlangsung, tak pelak selalu menghadirkan tekanan dan beban sebagai bentuk ekspektasi besar di pundak mereka, terlebih yang punya status pemain binaan pelatnas Cipayung. Namun Rexy menilai, beban macam itu tak bisa dijadikan alasan dan sudah sepatutnya bisa diatasi setiap pemain.

 

“Kalau buat saya, jika mereka terbebani, ya buat apa mereka ada di pelatnas. Pertama-tama mereka awalnya ingin jadi atlet nasional, tapi jika sudah begini (gagal) jadi drop mental. Ya buat saya lebih baik tidak usah (jadi atlet nasional). Jangan hanya menikmati fasilitas yang ada di pelatnas. Jangan jadikan beban dijadikan kambing hitam. Itu sudah merupakan risiko tiap atlet,” tandasnya.

(raw)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini