Share

Ini Sejarah Rio Hondo Sebagai Tuan Rumah MotoGP

Reza Jailani, Jurnalis · Kamis 24 April 2014 13:34 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 24 38 975141 o28ttOhUZb.jpg Sirkuit Termas de Rio Hondo (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Akhir pekan nanti akan menjadi sebuah hari bersejarah di dunia MotoGP, khususnya untuk para penikmat olahraga kebut-kebutan di Argentina. Setelah penantian panjang selama 14 tahun, akhirnya kejuaraan MotoGP kembali singgah ke negeri Tango.

Pada kenyataannya, ini bukan kali pertama bagi Negara yang berpenduduk lebih dari 41juta jiwa menjadi tuan rumah balap motor paling bergengsi dunia. Tepatnya dari tahun 1961 sampai sekarang, sirkuit Rio Hondo telah terpilih sebanyak enam kali.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Untuk itu, tidak ada salahnya bila kita melihat kembali ke belakang. Tahun berapa sajakah sirkuit kebanggaan rakyat Argentina ini menjadi tuan rumah MotoGP. berikut rincian yang disadur dari situs resmi MotoGP.

1961 – Adalah pertama kalinya MotoGP mampir ke Argentina, tepatnya di Buenos Aires dan sekaligus menjadi Grand Prix pertama yang diadakan di luar Eropa serta penutup musim 1961. Tidak semua pembalap kelas 500cc turut berpartisipasi dan pembalap tuan rumah, Jorge Kissling mengungguli rekan senegaranya, Juan Carlos Salatino.

Namun kejadian yang lebih menarik ada pada kelas 125cc, di mana joki calon juara dari Jerman Timur, Ernst Degner tidak dapat memulai balapan dan pada akhirnya dimenangkan oleh pembalap Australia, Tom Phillis yang kemudian menjadi juara dunia sekaligus gelar pertama bagi Honda di kategori 125cc.

1962 – Tahun ini juga sama seperti sebelumnya, pembalap-pembalap kelas atas kembali tidak berpartisipasi. Pembalap tuan rumah pun kembali sukses menjadi penguasa di kelas 500cc dengan Benedicto Caldarella di tempat pertama dan Juan Carlos Salatino sebagai runner-up. Di kelas 250cc, balapan menjadi milik pembalap paling senior saat itu, Arthur Wheeler yang telah berusia 46 tahun.

1963 – Menjadi awal bagi pembalap-pembalap top berpacu di GP Argentina. Sang juara dunia saat itu, Mike Hailwood tampil secara dominan di sepanjang perlombaan. Sementara itu Jim Redman menjadi penguasa di 125cc, dan 250cc menjadi milik Tarquinio Provini dari tim Morini.

1981/82 – Setelah absen selama 17 tahun, MotoGP kembali ke Argentina pada tahun 1981.  Pada tahun 1981 perlombaan hanya diikuti oleh tim dari kelas 125cc, 250cc dan 350cc yang dimenangi oleh Angel Nieto, Jean-Francois Balde dan Jon Ekerold.

Sementara pada 1982, tim dari kelas 500cc ambil bagian di Buenos Aires. Kenny Roberts yang kala itu berjaket tim Barry Sheene keluar sebagai pemenang. Freddie Spencer memberikan debut untuk tim Honda yang menggunakan tiga silinder. Angel Nieto mempersembahkan kemenangan pertama Garelli di kelas 125cc dan Carlos Lavado menjadi penguasa 350cc.

1987 – Berjarak lima tahun dari 1982, MotoGP hadir kembali di tahun 1987 dan sekali lagi Argentina menjadi Negara terakhir yang dikunjungi rombongan MotoGP. Tahun ini hanya ada kelas 250cc dan 500cc yang turut berlaga.  Dimana Sito Pons dan  Eddie Lawson keluar sebagai pemenang.

1994-95, 98-99 – Selama tahun 90an GP Argentina telah menyelenggarakan MotoGP sebanyak empat kali kesempatan, namun tidak sebagai sirkuit tetap MotoGP. Pada tahun 1994, Jorge Martinez mengukuhkan kemenangan ke-37 GP sepanjang kariernya di MotoGP. Tahun ini juga menjadi terakhir kalinya bagi Yamaha menjadi kampiun di kelas 125cc.

 

Mungkin kejadian yang paling penting dalam periode ini ada pada kelas 250cc di tahun 1998. Di saat Loris Capirossi dan Tetsuya Harada yang berada pada satu tim, tiba di Argentina hanya terpisah dua poin. Drama terjadi di tikungan terakhir ketika Harada mengalami tabrakan dan Capirossi memastikan diri sebagai juara dunia musim 1998.

 

Sementara itu, pada musim terakhir Rio Hondo di GP, Emilio Alzamora berhasil finish di tempat kedua sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai juara MotoGP tahun 1999. Emilio hanya berselisih satu poin dari rival terdekatnya kala itu,  Marco Melandri. Setelah itu, sirkuit dengan panjang 4,8 km vakum selama 14 tahun hingga akhirnya pada 2014 kembali mendapat kepercayaan untuk menggelar balapan motor paling bergengsi di dunia ini.

(acf)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini