SINGAPURA – GP Formula 1 di Singapura akhir pekan ini dibayang-bayangi dengan kondisi yang "tidak sehat" karena tingkat polusi udara yang meningkat lantaran kabut asap. Hal itu dinyatakan oleh Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura, NEA.
NEA, mengindikasikan hal tersebut setelah mendapatkan data bahwa tingkat polusi udara di Singapura perlu mendapat perhatian khusus. Selama tiga jam sampai pukul 15.00 waktu setempat, Indeks Standar Polusi udara di negara kota tersebut di atas 100, yang mana itu mengindikasikan tidak sehat.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Diyakini keadaan tersebut diakibatkan kabut asap dari kebakaran hutan di Sumatera, yang dibawa angin sampai ke Negeri Singa. Dalam situs resmi milik mereka mengingatkan bahwa, jika level polusi kabut asap melebihi 100, hal itu dapat mempengaruhi kesehatan manusia, terlebih dalam aktivitas yang menguras tenaga di ruangan terbuka.
Dilansir PlanetF1, Jumat (19/9/2014), tim Williams menyebut bahwa suhu udara yang tinggi, kelembapan dan lama durasi Grand Prix (GP) Singapura, merupakan salah satu balapan paling sulit dalam kalender F1, karena para pebalap bisa kehilangan berat badannya sampai 3 kg setelah melakoni 61 lap.
Kabar yang cukup baik ialah, ramalan cuaca memperkirakan akan turun hujan dalam 4 hari ke depan, yang mana itu bisa mengurangi tingkat polusi. Namun, pihak penyelenggara balapan akan tetap memantau masalah tersebut.
"Pada situasi seperti ini, bahwa kabut asap dapat mempengaruhi pandangan, kesehatan publik maupun isu-isu operasional lain, GP Singapura akan bekerja dengan seksama dengan badan-badan terkait sebelum menentukan keputusan-keputusan bersama untuk balapan ini," jelas keterangan yang dinyakatan juru bicara GP Singapura.
(fmh)