Share

Kontingen Indonesia Bayangi Lima Negara Kuat

Bramantyo (Okezone), Jurnalis · Senin 22 September 2014 15:14 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 22 43 1042626 epbfo6jXia.jpg Terjun payung militer Indonesia. (Foto: Antara/Andhika Beta)
A A A

SOLO - Tim kontingen terjun payung militer Indonesia terus membayangi lima negara lainnya, Jerman, Italia, Republik Ceko, Rusia dan Belarusia dalam ajang 38th CISM World Military Parachuting Championship 2014 yang digelar di Solo, Jawa Tengah.

Lima penerjun tuan rumah, Ni Putu, Ayu, Yose, Elma dan Desy menyodok posisi 10 dengan total 1,54 dari tiga kelas yang diperlombakan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Sementara tim putri Rusia kokoh di puncak sementara dengan poin 0,17 disusul dari Belarusia dengan total poin 0,36.

Selain Indonesia yang berhasil menyodok 10 besar negara, dua negara lainnya Korea Utara dan Tiongkok juga berhasil menyodok jajaran elit penerjun militer dunia.

Korea Utara berhasil mengumpulkan 0,39 poin disusul Tiongkok dengan 0,47 poin.

Keberhasilan tim militer putri Indonesia masuk ke peringkat sepuluh besar, setelah akurasi kerjasama di udara berhasil diperbaiki. 

Komandan kontingen Indonesi, Letkol Yudha Airlangga mengatakan meskipun kontingen militer Indonesia berhasil menyodok jajaran sepuluh besar penerjun elit dunia, namun tugas cukup berat masih harus dilalui tim tuan rumah.

“Perjuangan belum berakhir. Peluang tim putri sangat berat karena kontingen lain mempunyai catatan bagus,” Jelas Letkol Yudha  kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Senin (22/9/2014).

Sementara di nomor akurasi putra, tuan rumah bertekad mengembalikan posisi seperti dua ronde awal yakni 16. 

Saat ini Petrus dkk menduduki peringkat 18 dengan total nilai 0,86. Tiga tim Jerman, Italia dan Republik Ceko menempati rangking teratas dengan nilai 0,22.

Menurut Yudha, ketatnya persaingan antar personel militer dalam kejuaraan terjun payung itu, disebabkan jam terbang para penerjun itu sendiri, termasuk kelas junior sudah diatas 3000 - 5000 jam terbang.

Sehingga dari hasil kejuaraan terjun payung ini akan dijadikan bahan evaluasi ke depannya untuk memperbaiki peringkat termasuk mempercantik formasi kerjasama tim dan ketepatan mendarat di titik yang sudah ditetapkan.

“Kami berpikir objektif dengan tidak memberikan target muluk-muluk. Karena semua butuh jam terbang, persiapan tim lain sudah 3000-5000 kali terjun, sedangkan kami baru 300-an,”pungkasnya.

(FAP)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini