ODENSE – Rasa penasaran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mesti kian menumpuk. Betapa tidak, sejak 2012 silam, pasangan juara dunia dan kampiun All-England itu mencetak hattrick kegagalan di final Denmark Open.
Tentu Owi/Butet – sapaan Tontowi/Liliyana, tak ingin menganggap event ini seolah kutukan buat mereka. Terlepas dari itu, Butet seakan mengamini pernyataan asisten pelatih, Edwin Iriawan, soal kekalahan mereka akibat perubahan taktik Xu Chen/Ma Jin, hingga akhirnya tumbang 20-22 dan 15-21 di final, Minggu (19/10/2014) kemarin.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Pasangan Tiongkok mengubah strategi permainan saat kami unggul 12-7, kami tak siap dengan perubahan ini. Kami tetap berusaha dan bisa mengimbangi saat kedudukan 20-20, namun di poin kritis ini kami justru membuat dua kesalahan yang tidak perlu. Padahal kemenangan di game pertama sangat penting artinya,” tutur Butet.
“Pada game kedua, kami juga kesulitan untuk mengejar perolehan skor lawan yang sudah unggul jauh. Kami memang menang mudah di Asian Games 2014 atas Xu/Ma, namun saat itu keadaannya berbeda. Selain faktor angin, mereka tertekan, tapi kali ini mereka lebih rileks,” tambahnya.
Selain kaget akan perubahan strategi musuh bebuyutannya itu, Owi menambahkan bahwa mereka juga terbawa “arus” atau irama permainan lawan.
“Penyebab kekalahan kami hari ini kurang lebih sama dengan sebelumnya. Sebetulnya kami sudah tampil lebih tenang dibanding pertemuan sebelumnya dengan mereka, namun kali ini kami terbawa irama permainan mereka,” timpal Owi, seperti dikutip situs resmi PBSI, Senin (20/10/2014).
Walau tiga kali berturut-turut gagal mendulang gelar dari Denmark, spirit Owi/Butet diharapkan tak luntur. Apalagi, PBSI juga mencanangkan target gelar di turnamen berikutnya – French Open Super Series di kota mode dunia, Paris.
“Tetap semangat untuk Tontowi/Liliyana, meskipun belum berhasil menjadi juara, namun saya yakin kalian pasti sudah berusaha yang terbaik,” sambung Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan.
“Jadikan kekalahan ini sebagai bahan introspeksi diri jelang turnamen selanjutnya yaitu French Open Super Series 2014. Semoga tim Indonesia dapat meraih hasil yang lebih baik lagi di Paris,” tutupnya.
(raw)