LONDON – Ruang gerak perempuan dalam olahraga ternyata masih dibatasi oleh beberapa negara, seperti yang terjadi di Iran. Bahkan, kasus berkecimpungnya perempuan dalam dunia olahraga bisa menyeret seorang perempuan ke dalam penjara.
Ialah seorang perempuan berdarah Inggris-Iran bernama Ghoncheh Ghavami yang harus mendekam di penjara pada awal bulan ini, lantaran ikut dalam protes untuk menghadiri pertandingan olahraga pria di Teheran, Iran.
Pengadilan Teheran menjatuhkan hukuman satu tahun penjara kepadanya di awal bulan ini. Menurut media di negara Asia Barat itu, penyebabnya Ghavami diduga menimbulkan isu menyebarkan propaganda anti-pemerintah.
Ia ditangkap pada 20 Juni di luar Stadion Azadi Teheran. Ketika itu dia dan beberapa orang menuntut perempuan diperbolehkan untuk menonton pertandingan bola voli antara Iran dan Italia. Saat ini Ghavami sudah dibebaskan dengan jaminan.
"Kami menyadari Nona Ghoncheh Ghavami sudah dibebaskan dengan jaminan di Iran. Kami tetap akan melakukan kontak teratur dengan keluarganya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris kepada Reuters, Senin (24/11/2014).
Inggris memang tidak memiliki perwakilan diplomatik permanen di Iran, tetapi ada rencana untuk membuka kembali kedutaan di sana. Pihak kedutaan pun mengaku khawatir tentang bagaimana cara Ghavami ditangani saat dipenjara.
Ghavami dilaporkan tinggal bersama orangtuanya di ibu kota Iran sampai Pengadilan Banding dilakukan. Selama penahanan, dia melakukan aksi mogok makan sebagai protes karena memenjarakan keadilannya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fmh)
