PERNAH menyandang sebagai motor super karena kecepatannya melibas trek lurus, Ducati menapaki panggung MotoGP dengan percaya diri. Meskipun bukan lagi berstatus tim unggulan seperti dulu, tetapi raksasa MotoGP asal Italia itu pede menghadapi musim ini.
Bermodal motor dengan sasis serba baru, dan duo pembalap muda Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone, mereka siap mengembalikan kembali masa jaya yang telah lama tergerus oleh dominasi Yamaha dan Honda.
Profil Singkat
Musim 2003 adalah tahun perdana Ducati di arena balap MotoGP. Setelah melakukan perkenalan motor Desmosedici pada 2002, motor yang memiliki nama lain Ducati D16 tersebut memulai debut MotoGP-nya di Sirkuit Suzuka, Jepang. Tim yang identik dengan warna merah tersebut memiliki markas besar di Bologna, Italia.
Ducati juga memiliki kedekatan dengan Ferrari. Hubungan Ducati dan Ferrari sedikit banyak membantu mereka dalam pengembangan mesin dan sasis Desmosedici.
Ducati Desmosedici
Ducati Desmosedici merepresentasikan ciri khas Eropa yaitu kuat dan solid. Hal tersebut bisa dilihat dari bodi Desmosedici yang begitu bongsor dan kekar. Kecepatan motor yang memiliki beban 150 kilogram itu menjadi kekuatan utama. Saat masa jayanya (2007) bersama Casey Stoner, Desmosedici GP7 tidak terkejar oleh Yamaha dan Honda. Bahkan, Honda yang terkenal memiliki motor cepat tidak mampu mengejarnya.
Selepas 2007, Desmosedici seakan melempem dan tidak mampu menunjukan tajinya. Namun, Desmosedici GP15 bisa jadi tanda kembalinya Ducati ke jalur perebutan gelar juara. Hasil positif yang di tes pramusim 2015 menjadi bukti, setidaknya, untuk memberikan sinyal kepada tim lain bahwa mereka telah kembali.
Singkatnya Masa Jaya Ducati
Gelar juara dunia Ducati datang empat tahun setelah debut pertama Ducati. Saat itu, pembalap asal Australia, Casey Stoner menjadi sang juru selamat tim dengan performa impresifnya di atas lintasan. Sebelumnya, tidak ada yang memprediksi Ducati akan memberikan perlawanan sengit kepada Yamaha dan Honda. Apalagi satu musim sebelumnya, tepatnya 2006, Stoner yang masih membela bendera Honda hanya bertengger di posisi delapan klasemen.
Namun, persembahan gelar juara dunia pembalap dan konstruktor tersebut menjadi satu-satunya gelar yang dimiliki Ducati selama berkiprah di MotoGP. Tim asal Italia itu masih memberikan sisa perlawanan di beberapa musim berikutnya, sebelum akhirnya benar-benar redup hingga musim lalu.
Perjalanan Musim 2014
Musim 2014 menjadi satu lagi musim yang harus dilupakan oleh Ducati. Duet Andrea Dovizioso dan Cal Crutchlow menjadi langganan finis di papan tengah. Andrea Dovizioso sempat memberikan secercah harapan di awal musim ketika berhasil finis di posisi ketiga saat seri kedua. Lalu pembalap asal Italia tersebut juga menapaki podium kedua pada seri Belanda.
Namun setelah itu, performa Dovizioso malah semakin menurun, ditambah penampilan Cal Crutchlow yang kurang memuaskan sejak awal musim. Performa GP14 juga tak mampu mengejar kecepatan Yamaha dan Honda.
Peluang Musim 2015
Berkaca pada penampilan di pramusim, wajar rasanya jika menepatkan Ducati sebagai kuda hitam musim ini. Duo Andrea sukses mengudeta posisi tiga teratas di dua hari uji coba di Sirkuit Losail, Qatar. Ditambah penampilan labil Yamaha dan Honda membuat Ducati semakin percaya diri menghadapi seri pembuka.
Jika berbicara juara dunia, mungkin masih terlalu dini untuk tim yang dipimpin oleh Luigi Dall’lgna tersebut. Namun kita mungkin akan sering melihat Ducati finis di lima besar, atau bahkan merangsek ke posisi tiga besar. Jika GP15 bisa tampil konsisten, bukan tidak mungkin duet duo Andrea mampu mengganggu dominasi Yamaha dan Honda musim ini.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fmh)
