JAKARTA – Jelang Asian Games 2018 di mana Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah, masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Salah satu yang dikeluhkan dari cabang olahraga equestrian atau berkuda adalah tempat karantina untuk kuda yang akan bertanding.
Menurut Sekretaris Jendral EFI (Equestrian Federation of Indonesia), Prasetiana tempat karantina menjadi salah satu hal yang wajib dihadirkan oleh tuan rumah. Namun sampai saat ini Sekjen EFI belum melihat pemerintah akan mewujudkan karantina yang berstandar dunia.
Dengan tidak adanya tempat karantina untuk kuda dikhawatirkan para peserta Asian Games 2018 tidak mau mengikuti turnamen bergengsi ini. Di Asia Tenggara yang sudah memiliki karantina kuda dengan standar dunia ada di Malaysia dan Thailand.
“Untuk venue kalau ada uang bias dibangun. Tapi untuk karantina ini harus dipersiapkan dengan baik. Sistem karantina sebelum bertanding memakan waktu 90 hari dan itu adanya di Kuala Lumpur dan Bangkok. Jadi apakah mau peserta menaruh kudanya di negera yang bukan tuan rumah. Saya khawatir jika tidak ada peserta yang tidak mau ikut gara-gara hal ini (karantina kuda),” kata Sekjen EFI, Prasetian saat dihubungi Okezone, Kamis (3/9/2015).
“Dalam hal ini yang bisa mewujudkan pemerintah melalui Departemen Pertanian, Badan Karantina dan Dirjen Kesehatan Dunia. Apabila sudah dilaksanakan baru bisa di-approve oleh Badan Kesehatan Dunia. Semua sudah ada standarisasinya. Karena kuda-kuda yang akan dipertandingkan juga semua berasal dari Eropa jadi harus memenuhi standar dunia yang ada,” terangnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(fir)
