Share

Raih Emas di Kejuaraan Asia, Taekwondo Indonesia Catatkan Sejarah

Rivan Nasri Rachman, Jurnalis · Minggu 27 Mei 2018 09:30 WIB
https: img.okezone.com content 2018 05 27 43 1903307 raih-emas-di-kejuaraan-asia-taekwondo-indonesia-catatkan-sejarah-H2yL4A5Ztm.jpg Ilustrasi Taekwondo. (Foto: Antara)
A A A

HO CHI MING - Tim Nasional (Timnas) Taekwondo Indonesia mencatatkan sejarah di kejuaraan Asia Taekwondo yang berlangsung di Ho Chi Minh, Vietnam, yang berlangsung dari 24 hingga 28 Mei 2018. Timnas Taekwondo Indonesia telah berhasil meraih satu medali emas dan dua perunggu. Medali emas diraih oleh Defia Rosmaniar yang berlaga di nomor individual Poomsae putri. Di nomor tersebut, Defia memperagakan jurus Pyongwon dan Bigak dengan power dan jurus nyaris sempurna. Medali perunggu diraih juga oleh Defia yang berpasangan dengan Muhammad Abdurahmman Wahyu di kategori Pair Poomsae. Sementara satu perunggu lagi diraih oleh Dhean di kategori Kyorugi kelas U – 49 Kg putri.

Menurut manajer Tim Rahmi Kurnia, keberhasilan Defia meraih emas di kejuaraan tingkat Asia ini merupakan catatan sejarah sekaligus catatan penting untuk Taekwondo Indonesia. Sebab menurutnya, keberhasilan Defia menjadi salah satu tolok ukur taekwondo Indonesia untuk yakin dan optimis mampu merebut medali di ajang Asian Games, Agustus mendatang. Apalagi menurut Rahmi inilah kali pertama timnas taekwondo Indonesia mampu merebut dominasi atlet kelas dunia sepertiKorea, Iran dan Thailand yang di ajang ini juga menurunkan tim terbaiknya yang kemungkinan besar akan bertarung di Asian Games nanti.

“Keberhasilan Defia menjadi gambaran bagi kita bahwa diajang yang diikuti oleh tim-tim terbaik Asia ini, menunjukkan bahwa pengembangan skill berupa penajaman teknik disertai dengan latihan yang keras dan intensif menampakkan hasil. Dan tentu saja pencapaian dalam bentuk konsistensi performa Defia perlu terus dipertahankan hingga saatnya nanti dirinya bertarung di ajang Asian Games”. Ujar Rahmi.

Rahmi mengungkapkan, di babak penyisihan hingga semifinal, sebenarnya Defia sempat menduduki peringkat ke 6 dari 8 peserta yang masuk final. Hal tersebut terjadi karena Defia sempat melakukan kesalahan. Namun di final, setelah tim melakukan evaluasi, Defia tampil nyaris sempurna dan sangat percaya diri sehingga mampu mengalahkan atlet lainnya, terutama atlet asal Korea, Iran dan Thailand.

Ditambahkan Rahmi, untuk kategori Pair, Defia dan Abdurahmman Wahyu sebenarnya bisa tampil maksimal. Namun karena mereka baru dipasangkan, masih terdapat kendala dalam keserasian gerak dan jurus. Di nomor ini sebenarnya menurut Rahmi Indonesia juga bisa bersaing lebih ketat, karena sebetulnya pasangan Defia adalah M Alfi Kusuma. Namun karena Alfi cidera hamstring, terpaksa Abdurahman Wahyu yang menggantikan. Namun Rahmi menilai hasil yang dicapai oleh keduanya sudah sangat bagus dan kita akan evaluasi terus untuk penerapan strategi di kategori ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Secara umum, untuk kategori tim putra dan putri, Indonesia menduduki peringkat ke- 5. Dari hasil ini timnas taekwondo Indonesia akan melakukan berbagai pembenahan di sisa persiapan menuju perhelatan Asian Games nanti.

“Salah satu hal yang mesti menjadi catatan penting evaluasi adalah soal kekompakan dan keserasian di kategori new poomsae. Ini memang sulit, dan salah satu yang menjadikelemahan tim kita adalah soal gerakan akrobatik saat free style poomsae.Merekasebenarnyabisalebihpower full, namun masih belum sepenuhnya percaya diri karena keserasian gerak dan ketepatan jurus juga menjadi penilaian utama.” Ujar Rahmi.

Sementara tu, menurut Ketua Harian PBTI, Zulkifli Tanjung, keberhasilan timnas taekwondo Indonesia di ajang Asian Taekwondo Championships 2018 ini tentu akan membangkitkan moril, motivasi serta kepercayaan diri bagi para atlet. Karena menurutnya diajang inilah, semua peta kekuatan atlet yang akan bertanding di Asian Games nanti terukur disini. Menurut Zul, Semua negara peserta di kejuaran Asia ini, menjadikan ajang ini sebagai barometer kesiapannya. Tentu, bagi pelatih dan utamanya bagi atlet akan sangat positif sebagai bahan analisis dan evaluasi mengenai sejauhmana hasil di kejuaraan ini diraih.

“Capaian atlet kita di kejuaraan Asia ini sangat positif dan memberikan momentum strategis bagi atlet dan pelatih untuk mengoptimalisasi penampilan. Prestasi Defia dan atlet lainnya juga sangat berpengaruh bagi mentalitas dan kepercayaan diri mereka. Dan ini harus menjadi bagian penting bagi atlet dan pelatih untuk menjaga penampilan dan menentukan strategi di Asian Games nanti.Intinya, hasil terbaik yang di capai Defia dan atlet lainnya di kejuaraan Asia ini akan menambah optimisme kita untuk bisa memberikan yang terbaik di Asian Games, Agustus nanti.” Terang Zul.

Dihari kedua, selain turun dinomor pair poomsae, timnas taekwondo Indonesia juga turun di nomor kyorugi. Dhean turun di nomor U 49 Kg putri dan berhasil meraih perunggu, Reynaldi di kelas U-58 Kg putra, Dinggo di kelas U-74 Kg putra, dan permata yang turun dikelas U-70 Kg putri. Selain Dhean, mereka belum berhasil meraih medali. (rnr)

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini