Share

Anggap Remeh Penyeragaman ECU, Yamaha Sulit Menang sejak 2016

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis · Kamis 16 Januari 2020 09:26 WIB
https: img.okezone.com content 2020 01 16 38 2153465 anggap-remeh-penyeragaman-ecu-yamaha-sulit-menang-sejak-2016-6mmfh4AP7F.jpg Pengembangan motor YZR M-1 terhambat gara-gara menganggap remeh penyeragaman ECU (Foto: MotoGP)
A A A

LESMO – Manajer Tim Yamaha MotoGP, Lin Jarvis, menduga penerapan perangkat kontrol elektronik seragam (ECU) menyebabkan jumlah kemenangan timnya menurun. Salah satu penyebabnya, Tim Monster Energy Yamaha kurang merespons perubahan itu dengan baik.

Sekadar informasi, Yamaha mampu meraup 30 kemenangan balapan pada 2012-2015. Namun, statistik itu anjlok sejak 2016 hingga 2019, tim berlogo garpu tala tersebut hanya bisa menyabet 13 kemenangan. Di saat bersamaan, Repsol Honda justru mendominasi lewat Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Baca juga: Manajer Tim Tahu Kelemahan Motor Yamaha

Lin Jarvis mengatakan, kesulitan teknis itu dialami Yamaha karena kurang siap merespons perubahan aturan penyeragaman ECU. Padahal, motor YZR M-1 pada 2016 masih cukup kompetitif. Ia menduga, perangkat lunak yang dipasang di motor edisi sebelumnya, lebih canggih ketimbang buatan Magneti Marelli.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Motor kami masih bagus pada 2016. Kami masih belum kehilangan dasar pengembangan ketika perangkat lunak itu datang. Dari titik itu, kami justru kehilangan peta jalan sementara kompetitor mengambil keuntungan dengan melalui jalan yang benar,” ujar Lin Jarvis, seperti dikabarkan Speedweek, Kamis (16/1/2020).

“Secara pribadi, saya menduga penurunan terjadi karena kami terlalu menganggap remeh pentingnya memahami perangkat lunak serta mencari solusi yang berbeda. Sepertinya kami terlalu sibuk karena perangkat lunak kami berada di level yang sangat tinggi,” sambung pria berkebangsaan Inggris itu.

Kesalahan itu ternyata berakibat fatal buat Monster Energy Yamaha. Sejak 2016, mereka bukan lagi pabrikan motor terbaik setelah menjadi juara dunia pada MotoGP 2015. Tim yang berbasis di Lesmo itu bahkan harus tergusur oleh Ducati.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini